Asal usul nama PULAU BANGKA.Bukti Peninggalan sejarah pulau bangka
prasasti kota kapur.artifak huruf pallawa VANKA.Versi mitos, sejarah
kerajaan sriwijaya.Artefact, Treasure and History of Bangka Island.
Asal Usul Nama Pulau Bangka memiliki beberapa versi. Temuan arkeologi
yang terkenal adalah prasasti kota kapur yang menggunakan huruf pallawa
dalam bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti kota kapur ini menunjukan
pengaruh kerajaan sriwijaya atas pulau bangka kala itu, diperkirakan
antara abad ke-6 Masehi dan abad ke-7 Masehi. Prasasti itu dibuat masa
pemerintahan Dapunta Hyang, penguasa kerajaan Sriwijaya. Artifak ini
ditemukan oleh seorang Belanda bernama J.K. van der Meulen di tahun 1892
di daerah kabupaten Bangka, kecamatan Mendo Barat. Kemudian
artifak-artifak tersebut dianalisa oleh H. Kern, seorang ahli Epigrafi,
dimana ia menganggap bahwa sriwijaya adalah nama seorang raja, karena
“sri” mengindikasikan seorang raja. Hingga akhirnya George Cœdès
(1886-1969), seorang sejarahwan dan arkeolog Perancis menyatakan bahwa
Sriwijaya adalah sebuah Kerajaan. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah
batu yang berbentuk tugu bersegi-segi dengan ukuran tinggi 177 cm, lebar
32 cm pada bagian dasar, dan 19 cm pada bagian puncak. Isinya berupa
“low enforcement”
Asal Usul Versi berikutnya adalah Nama Pulau Bangka berasal dari kata bangkai. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan dengan banyaknya bangkai kapal yang kandas di pesisir Bangka. Sehingga akhirnya disebut Pulau Bangkai yang berubah menjadi Pulau Bangka. Adapula mitos adanya seorang raksasa besar yang mati terdampar dan bangkai si raksasa itu akhirnya menjadi pulau bangka. Versi lain, diantaranya ada yang mengatakan bahwa Pulau Bangka itu berasal dari jenis batang kayu namanya “ kayu bangka ” yang banyak dibuat menjadi bandan kapal.
Selanjutnya versi yang mengatakan bahwa Nama Pulau Bangka berasal dari orang-orang Tionghoa yang menyebutnya “BANGKA” yang artinya timah. Hal ini didukung dengan fakta-fakta sejarah dimana orang-orang Tionghoa dominan menjadi penambang timah jauh sebelum Belanda dan Inggris. Bahkan jumlah orang Tionghoa yang datang itu tercatat pernah hingga melebihi jumlah pribumi yang ada. Bagi orang Tionghoa, timah adalah alat yang penting untuk membuat kertas sembahyang dan perkakas, disamping mereka perdagangkan timah batangan dengan orang-orang Eropa. Hingga kini, keturunan orang Tionghoa tersebut masih mendiami Pulau bangka sebagai tanah air mereka. 90%-nya adalah Tionghoa suku Hakka (khek), mereka berbahasa Melayu bangka dan Thong Boi, Bahasa suku Hakka (khek), dan menjadikan “Urang Bangka“ atau “Bangka Ngin” sebagai identitas mereka sehari-hari.
versi
Bangka menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka mengandung arti
"sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat diartikan
sebagai "pulau yang sudah tua". Bila merujuk pada kandungan bahan galian
yang terdapat di daerah ini, pulau Bangka banyak mengandung bahan-bahan
galian mineral yang tentunya terjadi dari proses alam yang berlaku
berjuta-juta tahun. Salah satu contohnya adalah bahan galian timah, oleh
karenanya masyarakat menyebutnya dengan sebutan Pulau Bangka.Kata bangka dapat juga berasal dari kata wangka yang artinya timah. Karena di daerah ini ditemukan bahan galian timah, maka disebut Pulau Timah. Karena pergeseran atau bunyi bahasa yang berubah maka masyarakat lebih lekat memanggil pulau ini dengan kata Pulau Bangka atau pulau bertimah
versi
Asal-usul
nama Pulau Bangka konon berasal dari Bahasa Sanskerta "Vanca",..yang
berarti Timah